Rabu, 24 April 2024

Follow us:

infobrand

infobrand

Dampak Virus Corona di Bisnis Waralaba, Ini Kata Perhimpunan WALI

Posted by: 23-03-2020 14:49 WIB 4977 viewer

Dampak Virus Corona di Bisnis Waralaba, Ini Kata Perhimpunan WALI
Pameran franchise di Jakarta Convention Center (JCC)

JAKARTA, INFOBRAND.ID – Merebaknya wabah virus Corona atau Covid-19 berdampak pada bisnis di Indonesia. Tak terkecuali bisnis waralaba. Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI), Tri Raharjo saat dikonfirmasi INFOBRAND.ID lewat sambungan telepon akhir pekan lalu.

Tri pun membeberkan sejumlah langkah yang harus dilakukan oleh para pelaku bisnis waralaba di tanah air. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan risiko di dalam bisnis serta risiko terhadap karyawannya.

“Yang utama adalah cashflow perusahaan itu harus diantisipasi. Dan yang kedua adalah dari sisi income atau pendapatan. Saya kira itu yang harus diperhatikan betul supaya jalannya bisnis tetap terkendali dengan baik,” ujar Tri.

Menurut Tri, ada banyak hal yang bisa dilakukan para pelaku bisnis waralaba sebagai bagian dari strategi bisnis ketika terjadi penurunan penjualan di gerai. Salah satunya adalah menerapkan strategi marketing in crisis yang tepat.

“Contoh minuman kopi brand tertentu dihargai Rp5 ribu. Itu kan salah satu strategi untuk orang mau beli. Lalu yang kedua biasanya dari strategi penjualan online. Ini yang perlu dioptimalkan. Walaupun ojek online volumenya tidak seperti biasanya,” kata dia.

Hal senada disampaikan oleh Sekjen Perhimpunan WALI, Yulia Astuti. Dalam voice note yang diterima INFOBRAND.ID, Yulia tak menampik kalau dampak isu Corona yang saat ini telah menjadi pendemik di Indonesia telah dirasakan para pelaku bisnis waralaba.

“Aku lihat hampir semua bisnis terutama kategori F&B seperti kafe, restoran yang mengandalkan dine in ya. Tapi kalau F&B yang mengandalkan delivery seperti Gofood mungkin tidak terlalu berimbas,” kata Yulia.

Selain F&B, bisnis di kategori klinik, salon dan spa juga terkena imbasnya. Bahkan salon yang dikelola Yulia pun sudah stop beroperasi sementara sejak pemerintah pertama kali mencanangkan untuk melakukan program social distancing.

“Karena bisnis salon itu sangat berisiko. Dimana kita bersentuhan secara fisik. Dengan social distancing yang dicanangkan pemerintah, artinya orang lebih baik dirumah saja menghindari aktivitas di luar rumah. Itu ngaruh banget ke bisnis kita,” jelasnya.

Yulia melanjutkan, langkah yang harus dilakukan para pelaku bisnis waralaba di situasi seperti ini adalah menyelamatkan opex (operational expenses). “Bagaimana kita bisa meminimalisirkan pengeluaran yang bisa kita variabelkan. Karena disini otomatis dengan terhambatnya cash flow tidak ada revenue pasti turun drastis, sehingga kita harus pandai menekan opex. Kita juga harus kreatif mencari pemasukan tambahan,” pungkasnya.

Sampai hari ini, Senin (23/3), masyarakat Indonesia yang positif Corona mencapai 514 orang (data Worldometers.info). Sementara orang yang dinyatakan sembuh ada 29 orang dan yang meninggal dunia ada 48 orang.



TERPOPULER