Posted by: Yudistira Wanne 05-10-2018 14:43 WIB 2694 viewer
PT Wijaya Karya Industri Energi manfaatkan digitalisasi untuk pendistribusian dan pemasaran. Langkah itu diambil guna mempermudah segala macam bentuk pelayanan.
Terus berinovasi, PT Wijaya Karya Industri Energi terbukti sukses memanfaatkan kemajuan teknologi untuk mencapai tujuannya dalam menghadirkan produk-produk yang bermanfaat dan hemat energi kepada masyarakat. Itu ditunjukkan melalui produk Wika Water Heater.
Wika Water Heater menanamkan sekaligus menjalankan nilai-nilai perusahaan untuk mengubah budaya korporasinya dengan fokus digital.
Firmansyah selaku Manajer Biro Pemasaran Water Heater mengatakan bahwa perusahaannya tersebut telah fokus ke dunia digital sejak 2016. Selain itu, Wika memang fokus mengintegrasikan portofolio bisnis, meningkatkan kompetensi, sistem dan budaya inovasi dalam organisasi dan melakukan kolaborasi serta kemitraan yang strategis.
“Kami fokus di digitalisasi khususnya web dari dua tahun yang lalu, walaupun web perusahaan sudah ada sejak lima tahun yang lalu. Bicara penjualan, kami sudah menggerakan seluruh distributor untuk menggunakan digital sejak tahun 2010. Progres menggunakan digital pada perusahaan kami itu dilakukan lebih banyak untuk branding mengenalkan produk. Progres menggunakan digital sangat meningkat jika dibandiningkan dengan menggunakan konvensional,” ujar Firman kepada Infobrand.id, Kamis (4/10/2018).
Terkait dengan tantangan pasar, ia pun menambahkan bahwa pihaknya berupaya untuk terus berinovasi serta melakukan penyesuaian berdasarkan tingkat kebutuhan dan permintaan konsumennya.
“Strategi di era digital kami menggerakkan semual lini, mulai dari media sosial, web dan penyesuaian konten sesuai dengan market. Jadi semua lini memang sudah menggunakan digital termasuk dalam hal pemasaran,” tambahnya.
Meski saat ini sudah masuk pada era digitalisasi, namun bukan berarti Wika meninggalkan konsumen yang masih ingin melihat produknya secara langsung. Untuk itu Wika berupaya memadukan ataupun mengkolaborasikan antara pemasaran melalui digital dengan pemasaran yang dilakukan secara langsung.
“Penjualan langsung tetap ada, karena beberapa konsumen masih ingin merasakan ataupun melihat langsung produk yang ditawarkan. Tentunya kami tetap melakukan kombinasi karena kedua hal tersebut memiliki pasar tersendiri,” ujar Firman.